Warga Desa Nagarapageuh, Kecamatan Panawangan, Ciamis Gelar Tradisi Nelesan

- 25 September 2023, 11:53 WIB
/

KABAR CIAMIS, - Pada tanggal 7 Robiul Awal, Sabtu ( 24/9/2023) masyarakat Desa Nagarapageuh, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, mengelar acara Gebyar Budaya Nelesan, atau membersihkan benda pusaka yang merupakan peninggalan leluhur warga Desa Nagarapageuh.

Gebyar Budaya Nelesan di Desa Nagarapageuh pada tahun ini, merupakan acara yang ke dua kalinya. Tradisi Nelesan ini pertama kali dilaksanakan pada tanggal 7 Rabiul Awal, tahun 2022 lalu.

Menurut ketua panitia, Gebyar Budaya Nelasan Eman Sulaeman yang juga merupakan kuncen Keramat Nagarapageuh, kata Nelesan itu diambil dari kata dasar teles, yang berarti basah, membasahi, atau membersihkan benda peninggalan leluhur, selain itu filosovinya adalah untuk membersihkan diri dan hati dari berbagai sipat buruk agar menjadi baik. kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan wisata desa dan ekonomi kreatif.

" Di Desa Nagarapageuh ini ada patilasan ( bekas) peninggalan leluhur yang sudah diaku sebagai cagar budaya di Dinas Kebudayaan Ciamis. Bahkan dalam legendanya atau cerita sejarah ada kaitannya dengan Parbu Walangsungsang, Nyi Mas Larasantang, serta Parbu Rajasagara, " Jelasnya.

Menurut Eman, Pada saat itu, Parabu Rajasagara tidak ikut terus ke Cirebon, namun mendirikan karajaan di Nagarapageuh. Karajanya Nagara Pageuh ini merupakan bawahan dari Pajajaran. Oleh sebab itu, Kerajaan Rajasagara diakui oleh Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja.

Hingga saat ini, tambah Eman, Barang-barang pusaka yang dimiliki oleh Desa Nagarapageuh belum diteliti oleh ahli metalorgi. Sehingga peninggalan tahun berapa atau abad ke berapa belum diketahui.

" Awalnya, membersihkan benda pusaka peninggalan leluhur Desa Nagarapageuh ini, tidak menentu waktunya, tidak selalu harus bulan Muluid saja, " ungkapnya.

Karena dianggap besar potensi wisatanya, ungkap Eman, maka dijadikan sebagai acara budaya yang hapir sama dengan adat Nyangku Panjalu dan Panjang Jumat di Cirebon.

Sementara menurut salah seorang warga setempat, Sule Sulaeman, gebyar budaya nelesan ini tujuannya untuk membangkitkan ekonomi kreatif. Cuman kata dia, sayangnya, dalam stand UMKM yang meramaikan acara masih ada yang kurang, yakni, tidak adanya yang menjual opak ketan sebagai makanan khas desa setempat.

" Dalam hidangan untuk tamu undangan juga saya tidak melihat ada makanan opak ketan khas desa setempat itu. Padahal, dulunya opak ketan dari Desa Nagarapageuh itu sangat tersohor, " ungkapnya.

Halaman:

Editor: Endang SB


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah