Petani di Kecamatan Baregbeg Ciamis menjerit, Pupuk Bersubsidi Dipangkas Hingga 50 Persen.

- 26 Januari 2024, 20:16 WIB
Diky pemilik kios pupuk di  Kec. Baregbeg sedang melayani salah seorang petani yang membeli pupuk
Diky pemilik kios pupuk di Kec. Baregbeg sedang melayani salah seorang petani yang membeli pupuk /

KABAR CIAMIS, - Para petani di Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis mengaku sangat kaget dan bingung dengan pengurangan kuota pembelian pupuk bersubsidi terutama pada pupuk jenis Phonska  pada musim tanam tahun 2024 ini.

Setidaknya untuk saat ini kuota pembelian pupuk bersubsidi jadi berkurang hingga 50 persen untuk setiap petani yang pemilik kartu tani. 

Sardi, salah seorang petani dari Desa Karangampel, Kecamatan Baregbeg mengaku sangat pusing, kini ia harus memutar otak untuk tetap bisa produktif meskipun pilihannya harus memenuhi kuota pupuknya dari pupuk nonsubsidi. 

Pasalnya, dengan kuota pupuk bersubsidi yang saat ini diberikan pemerintah itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan di masa tanam 2024.

"Pengurangannya sampai 50 persen dari kuota awal, jadi dengan sangat terpaksa ketika kuota sudah habis harus beli pupuk nonsubsidi, dan itu sangat berat bagi kami sebagai petani kecil, " jelas dia, pada Kabar Priangan, Jumat ( 26/1/2024)

Menurutnya, harga eceran pupuk bersubsidi saat dibeli menggunakan kartu tani hanya Rp2.300 per kilogram. Namun, ketika membeli nonsubsidi harganya Rp4.000 per kilogram. 

" Dengan pengurangan pembelian pupuk bersubsidi, kini nasib petani semakin buruk, karena kalau kurang pupuk otomatis untuk menaikan produksi panen juga semakin sulit, " jelasnya.

Menurut dia, dengan pengurangan subsidi pupuk ini, tentu tidak sesuai dengan janji pemerintah, katanya mau mensejahterakan petani, tapi kenyataanya seperti ini.

Sementara Diky, salah seorang pemilik kios pupuk di Kecamatan Baregbeg, membenarkan terjadinya pengurangan kuota pupuk bersubsidi untuk musim tanam 2024. 

"Pengurangannya terjadi secara nasional dan bukan hanya terjadi di Kecamatan Baregbeg, kami juga selalu menjadi sasaran marah para petani, karena dianggapnya kami sebagai pemilik kios yang mengurangi jatah penjualan pukul tersebut, " ungkapnya.

Halaman:

Editor: Endang SB


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah